Senin, 31 Oktober 2016

Kisah Mengharukan - Penjual Bubur Sum Sum

Kisah inspirasi mengharukan ini tentang seorang kakek yang berjuang mecari nafkah untuk bertahan hidup bersama keluarganya dengan menjual bubur sumsum. Kisah ini muncul ketika saya lewat menuju kosan di Jalan Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Saya mendapat tugas dari salah satu mata kuliah penulisan kreatif, bahwa saya mempunyai tugas untuk mencari seseorang yang membuat masyarakat tersentuh dengan kisahnya tersebut. Sebelumnya saya menulis ini, saya berpikir apa yang akan saya ceritakan untuk tugas ini dan mempostingnya. Setelah saya lewat menuju kosan, saya melihat ada seorang kakek yang menjual bubur sumsum, ketika itu saya merasa tertarik untuk membelinya karena melihat anak kecil membeli bubur sumsum tersebut membuat saya ingin membelinya juga, sepertinya enak, dan dalam keadaan perjalanan pulang saya pun merasa haus. Setelah melihat anak kecil tersebut, saya langsung menghampiri kakek si penjual bubur sumsum ini, dan membelinya. Sebelumnya saya belum pernah melihat kakek ini berjualan didaerah sekitar kosan saya, ketika saya melihatnya tertarik untuk membelinya dan berpikir untuk menjadi bahan dari tugas saya. Mengapa saya memilih kisah yang mengharukan ini dari si kakek penjual bubur sumsum? Karena melihat dari keadaan gerobak dan melihat dari penampilannya yang seharusnya kakek ini beristirahat di rumah yaitu di masa tuanya, bukan berjualan untuk mencari nafkah. Semoga kisah kakek penjual bubur sumsum ini menjadi bahan renungan kita untuk selalu menghargai uang dan masih banyak diluar sana yang lebih kurang daripada kita demi untuk memenuhi kehidupannya dan selalu bersyukur apa yang kita miliki belum tentu orang lain milki. Saya membeli bubur sumsum tersebut dan melihat keadaan kakek ini saya tertarik untuk menanyakan tentang kehidupannya sedikit. Nama kakek ini adalah kakek Daud, kakek ini tinggal di daerah Sirnagalih, Rancaekek, Bandung, Jawa Barat. Dari tempat tinggalnya menuju daerah sekitar jatinangor bisa dibilang jauh karena kakek ini berjalan kaki sambil membawa gerobak jualannya, dari sini saya sangat tersentuh dengan kegigihan kakek ini untuk berjualan sampai sejauh ini berjalan kaki mulai keluar dari rumah pukul 8 pagi sampai sehabisnya, kadang bisa sampai sore habisnya dan sampai rumah pun malam. Kakek Daud berjualan sendirian, beliau umurnya 64 tahun, ketika saya tanya ‘bapak ulangtahunnya tanggal berapa?’ bapak Daud menjawab ‘saya gapernah ulangtahun, udah lupa hehe’ dengan keadaanya yang sudah ini membuat saya tersentuh sekali, apalagi dengan perjuangannya beliau mencari nafkah untuk keluarganya. Kakek Daud memiliki 5 anak perempuan, semuanya sudah menikah dan memiliki pekerjaan, anak terakhirnya menjadi guru SMA didaerah dekat rumahnya.                                   Saya berpikir dengan anaknya sudah bekerja, mengapa kakek ini terus berjualan? Dengan dari situ saya berpikir bahwa perjuangan untuk hidup itu memang susah, kakek ini tidak ingin merepotkan anaknya maka dari itu beliau terus berjualan di masa tuanya ini. Kakek Daud bahkan sudah lebih dari 27 tahun berjualan seperti ini, walaupun barang dagangannya sering berganti, tetapi kakek Daud tidak pernah berhenti untuk berjualan. Ini adalah bubur sumsum penjualan kakek Daud, memakai plastik bening dengan diikat dan cara memakannya langsung dirobek ujung plastiknya. Setelah saya mencoba bubur sumsum kakek Daud, enak seperti bubur sumsum lainnya, walaupun dari penampilannya hanya memakai plastik, tetapi dari rasa yang saya cobai itu sangat enak. Harga bubur sumsum ini 5000 rupiah. 
Dari kisah inspirasi mengaharukan tentang kakek penjual bubur sumsum ini semoga dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi kita semua untuk mengharagai hidup dari apa yang sudah kita miliki, mengharagai uang dari apa yang sudah kita miliki, masih banyak diluar sana orang yang masih kekurangan. Jangan pernah mengeluh, kita sebagai generasi muda harus tetap semangat menjalani hidup seperti kakek Daud, walaupun umurnya sudah lanjut usia tetapi beliau tetap semangat mencari nafkah untuk keluarganya. Disaat kita melihat orang yang sedang kesusahan, apa salahnya kita untuk membantunya, karena pasti di suatu saat nanti pada saat kita sedang kesusahan pasti Allah akan memberikan balasan bagi orang yang suka membantu dan Allah akan membantunya balik orang tersebut. Disaat kita ada rezeki ada baiknya kita berbagi kepada orang-orang yang sedang membutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar